Adalah sebuah kehormatan jika Anda berkenan mengisi buku tamu ini dengan komentar atau apapun yang dirasa berguna. Terima kasih telah berkunjung. Di lain waktu, jangan sungkan untuk kembali…..
Adalah sebuah kehormatan jika Anda berkenan mengisi buku tamu ini dengan komentar atau apapun yang dirasa berguna. Terima kasih telah berkunjung. Di lain waktu, jangan sungkan untuk kembali…..
Ih….lucunya berforse sambil terbang, kaya supermen, pesen ta cuma bilang qt tetap semangat tuk menyuarakan keadilan dan memberikan hak asasi untuk umat beragama, terkait dengan kejadian (Habib palsu, Kejar “Nabi Palsu”) tetep semangat!!!!
LikeLike
Ass. bro …. n salam perjuangan ….. ketika 2009 meneriakkan pekiknya dan berusaha menyerahkan tampuk perjuangan ke 2010, saat itu pula pandangan terlena oleh desir derita bahagia dengan perginya Sang Penakluk Toleransi “Gus Dur”. Namun riak-riak sunyi tak mengentarkan sendi keadilan di negeri ini. Maju terus indonesia n bravo ….
LikeLike
Ih…lucunya berforse sambil terbang, kaya supermen, pesen ta cuma bilang kalo qt tetap semangat tuk menyuarakan keadilan dan memberikan hak asasi manusia untuk beragama, terkait dengan kejadian (Habib Palsu, Kejar “Nabi Palsu”)) Tetap semangat!!!!
LikeLike
Ita, terima kasih atas kunjungannya. Semoga ketidakadilan segera berlalu.
LikeLike
gambar kop blognya seperti dalam film2 animasi dan imajinasi yang tinggi. bagus… kayak film Matrix, he2
LikeLike
om pasca aksi qta di bgr saya dikampung jadi sorotan masyarakat, seolah-olah masyarakat menjastivikasi bahwa saya murtad, sesat dll. tpa saya mencoba untuk berdialog dan mentranformasikan hakikat pluralisme kpd mereka namun yang ngerti cuman beberapa ekor aza….
LikeLike
Terus berjuang Denhas. Hal-hal seperti ini memang resiko perjuangan. Ini belum seberapa. Nabi Muhammad sepanjang hidupnya diancam dibunuh karena membawakan ajaran yang dianggap sesat. Nabi Isa bahkan disiksa dan digantung di kayu salib. Ini belum seberapa…
LikeLike
Hii ka idhi.. Keren Abizz neh.. teruskan yah perjuangan_mu,wuLan saluT bgt dgn semangat ka Idhi menyuarakan arti sebuah kebebasan beragama dan Pluralisme,, Any way maen donK ke Paramadina,emang ga da pemutaran film lg neh?
LikeLike
kang Diman, moga masih ingat, yudi dari labuan. kang, maaf sebelumnya, masuk blog akang bagus, apa lagi isinya, ilmiah semua, kang bisa masuk ke blog yudi, minta dihiasin…he…he,. termakasih
LikeLike
Hei Wulan dan Yudi, makasih telah berkunjung. Yudi, blogmu bagus, tinggal diisi saja.
LikeLike
Bos, TOR udah di kirim….di cek and segera ada keputusan tentang itu. Gimana ADS-nya?
Thanks….
LikeLike
Oke deh Bos, aku buka dan cek. Insya Allah mendaftar lagi kalau TOEFLnya memadai. Wah, tampaknya kita harus merumuskan cara belajar bahasa Inggris yang sistematis dan efisien. Ya, bahasa Inggris sebagai sesuatu yang diujikan, tidak sekedar dipraktikkan.
LikeLike
Salam kenal mas. Saya numpang baca baca dulu. 😀
LikeLike
Nompang lewat mas saidiman, saya eko marhaendy kordinator JarIK Sumatera Utara. Gak ada yang terlalu penting sebagai alasan saya masuk ke blognya mas diman, saya cuma kepengen pamit untuk tulisan-tulisan mas saidiman yang telah dan mungkin akan diposting di blog jarik sumut. sekalian saya mau minta bantuan mas diman agar saya bisa bergabung di milis islamlib. saya udah berulang kali mendaftar tapi gak pernah dibalas. bahkan saya sudah ngomong langsung ke mas Anick ketika berkesempatan ketemu di Jakarta September 2007 lalu. kalau mas diman bisa bantu saya, ini email saya: eko_marhaendy”yahoo.co.id
sekalian donk buat email dosen saya: irwansyah.betawi”yahoo.co.id (beliau orang yang punya sumbangan pemikiran dan pencerahan luar biasa untuk masa depan Islam liberal, gak percaya? coba aja!
LikeLike
Yang mengelola milist itu adalah koordinator JIL langsung, Luthfi Assyaukanie. Kalau mau silahkan langsung hubungi. Saya kira kalau langsung berhubungan dengan Luthfi akan lebih mudah. Kalau nggak salah sebetulnya ada ratusan email yang masih dalam verifikasi moderator.
LikeLike
Jadi terkenal neehh…
LikeLike
Hai…kayanya kita pernah ketemu ya?? hmmm
LikeLike
Iya ya, tapi dimana?
LikeLike
masa lupa bang?
LikeLike
Puji Tuhan,
banyak juga tulisanmu. Aku baru tau neh.
Selamat berjuang.
Yakini perjuangan…pantang latah!!!
Ndri, jaga kang Idhi….
Tq
LikeLike
Terima kasih Aksa. Tapi ini Aksa yang mana ya?
LikeLike
ah, kian atas kian lupa tanah
aku angin di atas dahimu
aksa…
btw, kapan berhenti membujang?
ndri tampak tak kuasa meminta(mu)
LikeLike
kunjungi blog kami juga, yang tak kalah menariknya, haaa haa
LikeLike
hallow… pa kabar?
akhir ketemu juga di dunia maya….
LikeLike
hai..kali ini saya berkujung secara resmi. melihat blog mu, jadi bahan pelajaran memperbaiki logku. foto yang ada diblogmu, juga diapakai ULIL dim. kalo boleh tahu, siapa yang duuan make?
LikeLike
Kali pertama saya baca blog ini..saya bangga dengan wawasan anda, mas Saidiman!
LikeLike
Terima kasih Lia. Punya Blog?
LikeLike
mas, diskusi di pobolinggo ko’ blm di tampilkan di website JIL. padahal acaranya uda dikirim!
LikeLike
oh ya klo ngirim opini ke JIL, gimana donk?
LikeLike
Mas Saidiman, tolong e-mail saya: pasarean@yahoo.com dimasukkan ke mailing-list AKK-BB, saya kan anggota AKK-BB juga 🙂
LikeLike
hanya ada satu usulanku di wordpress: hapus SBY dari daftar intelektual.. karena tunduk pada kehendak massa anarkis
LikeLike
Mas Wahyu,terima kasih telah berkunjung. SBY kan bukan intelektual….
LikeLike
Wah, saya bingung komennya. Soalnya, terus terang aja, saya ngiri ama kamu: masih muda udah hebat.
Salam kenal aja, ya!
LikeLike
tamu baru nih. salam kenal buat semua. pengen juga punya blog sendiri. tapi apa daya belum ada yang mau ajarin. ada yang mau?
LikeLike
adakah yang lupa untuk kita bicarakan bersama, sembari duduk berdampingan seperti saudara kandung yang terpisah sejak kecil, atau layaknya sepasang pengantin di pelaminan. adakah?
LikeLike
selamat buat mas saidiman yang bakal ngejalanin sunnah Rasul. moga bahagia. sori ga bisa menuhin undangan, abisnya jauh banget sih. selamat ya!
LikeLike
Terima kasih Ferdi. Buat teman-teman lain yang mungkin hadir, ditunggu….
LikeLike
Mas Saidiman, aku ucapkan selamat menempuh hidup baru bersama Mbak Indri. Smoga bahagia dan langgeng hingga akhir hayat. Amien.
LikeLike
Selamat yach…..Jadi bangga punya kawan yang udah berani untuk menekuni hidup yang lebih serius.
Aku nyusul nikahnya, tahun depan…….Doain juga bisa nyusul, ntar kita besanan….Ok bung….
LikeLike
Mas saidiman…
teruslah jadi orang moderat
LikeLike
Salute ! jiwa muda yang berprinsip.
Berjuang sesuai pilihan sendiri.
Putih dan hitam perlu dibatasi sekalipun beresiko.
Kemerdekaan adalah tujuannya.
Kesan dan doa , semoga tetap menyertai perjuanganmu.Salam
LikeLike
Terima kasih Rohyan
LikeLike
Pertama kali baca tulisan abang di Indopos, saya lupa tanggalnya, yang jelas tentang kebijakan larangan memakai jilbab (mungkin itu bukan kebijakan ya atau apa?). Selanjutnya saya baca juga tulisannya terbaru di koran tempo, salut, sangat progresif. Oh iya saya pemerhati Formaci juga cuma belum sempat masuk, keburu lulus. Ditunggu bukunya.
LikeLike
Trims Bapak Taher…
LikeLike
Waduh bukan bapak, saya juniormu kok di UIN lagipula saya belum nikah nih. Kalo abang sih bulan depan insaAllah menikah ya ,selamat.skali lagi ditunggu bukunya.
LikeLike
aku senang kalau kamu terus bergairah untuk belajar dan berkarya….salut untukmu…
LikeLike
kata kaum produktif, menikah itu menghambat produktifitas. apa benar? tapi, woman behind the man juga berpengaruh. seperti man behind the gun, punya pistol tinggal picu tapi harus tepat sasaran biar tetap produktif. mas diman harus tetap produktif, ok!
LikeLike
SALAM KENAL
Dengan FRONT KOMUNITAS INDONESIA SATU (FKI-1, Ormas Independen). Utk lebh mengetahui kegiatan dan AD/ART FKI-1 dpt dilihat di Website:www.apindonesia.com (Klik LOGO FKI-1).
Terima Kasih Imas Nurhayani,SE. Sekretariat:Gd.Dewan Pers. Jl.Kebon Sirih No;32-34 Jakarta Pusat. Tlp:0213503349, 3864167, 0818798586. Email:satufki@gmail.com.
LikeLike
Kawan lama tak bersua, masih pengikut setia Heideggar, Islam Liberal dan modernitas utopis. Selalu fanatik dengan kembang-kembang kata di setiap anak kalimat, berpadu dengan retorika kelas wahid. Oh, bagaimana realitas mampu merengkuh keagungan seperti itu? Padahal ia hanya menunggumu di sana laksana gadis lugu dari desa. Sedikit tereduksi memang, tapi jauh lebih penting mengetahui kejujuran dari orang yg tak pernah tahu akan gelapnya pengetahuan dan kesombongan pendeta. Semoga harimu menyenangkan teman.
LikeLike
Hai Saidiman.
Blogmu bagus. Saat ini aku sedang coba2 bikin blog. Rumit juga ya. Bagaimana ya caranya supaya sebagus blogmu?
LikeLike
To: Bang Diman
Oke Mantap, lanjutkan! “Yakin Usaha Sampai”
LikeLike
hai saidiman….teruslah berjuang !
http://rumahsemut.wordpress.com
LikeLike
Cakep, masih muda, hebat, banyak penggemar lagi…
Pengen ketemu Kang Diman…!!!. Kapan ya Qt bisa Ngopi bareng..???.
HMJ KI Tarbiyah IAIN Surabaya
LikeLike
mas, lagi sibuk ya? aku kirim e-mail ke e-mail mas diman. thank’s.
LikeLike
mas, maaf aku baru buka email sore ini, aku kemaren langsung off line. ntar jam 10 aku kirim syaratnya. aku juga udah kirim email nama-nama temen-temen yang mau ikut dari lampung. tgl 9 kan paling lambat?
LikeLike
BIAR
Biar jadi liar
Meringkik lapar
Sedang perutnya penuh akar
Berduri, berdarah, bergetar
Lapar….lapar…..terus…lapar
Biar jadi binal
Liur membanjir, deras
Hantam sang putri
Malu, memalukan, dipermalukan
Tak tahu malu, hilang kemaluan
Biar jadi berlari
Mentari
Jauh…..oh…..jauh…..oh……
Mungkinkah kembali? Malang
Malas tuk kembali
Aku, MEREKA?
Tak rindu, tak pilu, tak tahu
Tak…tak kan bertukar
Darah iblis jadi darah manusia
Meski sesamudra dituang di
Pagi tak bermentari
Gelap wajah….o…
bapak-bapakku yang pucat
masih haus darah rakyat
(Rawalaut, Awal Tahun 2007)
DIULANG-DULANG-BUANG-ULANG
Kemarin ditanam
Sehelai-demi-sehelai
Hingga tidur terbuai
Di sepetak omong kosong
“Bermimpilah yang indah, jangan tanggung
Ini dunia mimpi, dunia omong kosong
Mimpi-omongkosonglah sesuka hati”
Sampai kosong
…………………………….
…………………………….
…………………………….
…………………………….
Pandanglah ke belakang, kosong bukan?
Kau hanya setangkai melati kering
Tak lagi wangi, habis dihisap lalat
Yang dengan omongkosongnya
Kini jadi kumbang
Melatiku, kau tetap mimpi
Dihisap lalat bila kelak jadi kumbang
Dihisap…
lalat …
bila kelak…
jadi kumbang…
Beribu lalat telah hisap
Kau? Kosong…kering…miskin…bodoh!
Esok genap lima tahun,
ditanam ulang-dulang-buang
Ulang…
(Rawalaut, Awal Tahun 2007)
DiAku
Aku raib
Menjelma dia
Garis bibirnya hanguskan tubuhku
Luluh lantak tulang belulangku
Di belai bola matanya
Kucari-cari aku
Tak ada
Tangan, kaki, kepala,
Mata, bibir, aroma tubuhku
Semua menjelma dia
Larut aku dalam
DiAku
(Rawalaut, Awal Tahun 2007)
FATAMORGANA, NYATA!
Jalannya jauh…oh, cahaya
Melotot keluar bola matanya
Tak tampak, tak sampai
Buram, muram, suram, curam
Buku-buku menjelma hantu
Koyak moyak dicakar
kuku tajam kata-kata
Menggigil berselimut gebyar pesta
asapperutomongkosongototsyahwat…otak kosong!
Ditingkah derai-gurau orang bodoh
Gersang rumahku
Kering sawah-sawahku
Berlumut rak bukuku
Mabuk bapak-bapakku
Selingkuh ibu-ibuku
Pesta pora lelaki-lelakiku
Pesolek perempuan-perempuanku
Kata bidadari…
Cuma aku yang masih hidup
Berdiskusi sendirian
Sedang cahaya itu,
dibuang sampai ke surga!
(Rawalaut, Awal Tahun 2007)
Kontemp(lasi)orer
La
Gi
La
Gi
La
Gi
La
Par
La
Par…tai!!
La
Par…tai!!
Awas!!
Ada kutu loncat di rumah-rumah rayap
Ada koloni rayap gerogoti tiang rumahmu
(Rawalaut, Awal Tahun 2007)
SETUMPUK KISAH KERING DI SEPOTONG NEGERI
Telah lama tak ada derai air mata sudah kering kerontang sumur-sumur tak bermata air mata sudah kering kerontang busung-busung lapar merajalela para penyamun lapar air mata mendelik garang menerjang ke depan benteng para penyamun lapar air mata sudah kering kerontang sumur-sumur berisi lumpur sawah terbelah pecah tangis anak-anak berlari telanjang dada kurus kering kerontang busung-busung lapar merajalela para penyamun lapar air mata sudah kering…
oo…NOTO NEGORO…
(Rawalaut, Awal Tahun 2007)
TRAGEDI MANUSIA, HUJAN, DAN PELANGI
Hujan enggan menetes
Apalagi mengguyur
Hujan kini meniti pelangi
Tubuhnya turun melandai
Tanpa bicara menyatu
Di ujung pelangi
Berdekapan begitu erat
Bersama telaga embun suci
Begitulah setiap kali
Hujan hendak berkunjung ke bumi
Ia meniti punggung
Pelangi yang setia
Menjuntaikan ujung helainya
Di kebeningan
Dahulu,
Hujan berlari menderas
Terseok jatuh di pelataran penuh darah
Ia kembali bangkit berlari
Lalu terhempas di rumah
tulang-belulang manusia
Rupanya tak elok lagi
Coreng-moreng dan bau
Hujan pun terbakar
Tangannya menyapu habis
Semua kotoran
Di halaman rumah
Darah dan tulang belulang
Pelangi enggan muncul setelah hujan
ketika itu
seluruh rumah di penuhi
tulang belulang dan darah
manusia
bermain gembira di atasnya
kini,
hujan dan pelangi
selalu berkunjung bergandengan
mengisi telaga
menghiasi telaga
tempat tulang-belulang
membersihkan diri
untuk pulang bersama pelangi
ke langit, ke cahaya
meninggalkan
manusia di pelataran
sendirian
menjumputi daging tubuhnya
sendiri
kehausan, kekeringan, kepanasan,
keserakahan, kekenyangan, kekurangan
tubuh manusianya
sendiri
ditinggalkan tulang-belulang
dari setiap daging yang
kini memenuhi lambungnya
sendiri
tak sanggup berbasuh
di telaga bersama hujan
sendirian
ditinggal tulang-belulang,
pelangi, hujan……………………Tuhan
(Rawalaut, Awal Tahun 2007)
HIKAYAT AWAN HITAM HARAPAN
Kau tau?
Aku tak pernah mampu
Mengucap sebait puisi pun
Mengeja hurufnya saja
Tubuhku langsung tenggelam
Ke dalam bumi
Kau tau?
Aku hanya bisa bercerita
Di bawah mendung
Hingga lupa jika
Hujan telah menyelimutiku
Sejak lama
Kau tau?
Ceritaku selalu berupa
Puisi tentang dirimu
Dan kelinci-kelinci putih yang
Berlari riang meski
Tak ada secuil wortel
Terjangkau gigi putih mereka
Kau pun riang seperti mereka
Kau tau?
Aku telah mencuri sebuah cerita
Dari lumbung bapakmu
Untuk kusuguhkan dihadapanmu
Kau tau?
Maaf telah meneteskan air matamu
Kelinci-kelinci itu dibawa mendung
Tapi mereka tak pergi
Lihat, kini mereka datang
Menyelimuti tubuh kita sampai kuyup
Kau tau?
Inilah ceritaku
Tentang lidahku yang dicuri bapakmu
Bersama ucap bait tiap puisi dan
Wortel di dalam darahmu yang dicuri
Bapakmu dari kelinci-kelinci itu
Kau tau aku bisu
Kau tau aku sedang bercerita
Kau tau bagaimana mengeja mataku
Mengindranya sebagai puisi
Kau tau bila ku urai bait air mata
Bapakmu akan merampas bola mataku
Kau tau sekuntum mawar tumbuh di
hatimu untukku
kau tau aku yang menanamnya
kau tau aku bisu
maka teriakkan puisiku untuk bapakmu
agar kelinci-kelinci putih tak dibawa pergi
berlari riang menggenggam wortel sesuka mereka
kau tau aku bisu
kau tau anak-anak kita kelak tak boleh ikut bisu
maka teriakkanlah puisiku untuk bapakmu
kau tau mawar itu takkan pernah layu
karena di kelopaknyalah puisiku kau simpan
kau tau
aku memohon padamu
berikan mawar itu pada bapakmu
agar kelinci-kelinci dapat berlari riang
sambil mengunyah wortel segar
kau tau
aku memohon padamu
dalam kekuyupan
untuk anak-anak kita kelak agar tidak ikut bisu
(Rawalaut, Awal Tahun 2007)
ZIARAH KE MAKAM CAHAYA
Hanya ada gelap
Tak tergenggam jalan
Setelah kau bunuh dia dengan bilah pedang pongahmu
(Rawalaut, Awal Tahun 2007)
________________
Ferdiansyah Azizi
Penulis adalah rakyat jelata dan biasa
Puisi pernah diterbitkan di Koran Mahasiswa Raden Intan
Dan SKH Lampung Post
LikeLike
maaf mas, numpang terkenal… he..he.. siapa tau lewat mas diman aku bisa jadi kayak khairil anwar, kan jadi bisa saling tebeng buat terkenal… he..he.. soalnya koran lampung kurang suka dengan suara lantang, sukanya yang melo.. walaupun puisi itu harus lepas dari perspektif penulisnya.. tapi, yah.. intinya numpang tenar deh..thanks
LikeLike
Kok lama gak diupdate?
LikeLike
Salam kenal..sukses untuk blog-nya dan JIL…
LikeLike
apa yang mesti saya lakukan untuk membantumu itu?
LikeLike
Salam kenal Saidiman
LikeLike
Kunjungan pertama…
Salam kenal dan hormat !
LikeLike
mas saidiman boleh minta CP’y nda???
untuk saat ini saya butuh banyak informasi untuk menyusun skripsi mas..terimaksih sebelumnya…
jika berkenan kirim langsung ke e-mail saya mas….
LikeLike
Assalamualaikum Pak Saidiman. Aku baru buka blognya, tapi selalu ikuti timeline di twitter Bapak, Pak Luthfi dan Pak Ulil. Semoga kta semua tetap bisa berkontribusi sedikit-banyak untuk kebebasan beragama di Indonesia meski banyak halangan.
LikeLike
Terima kasih, Mbak Mia.
LikeLike
Mas Saidiman,
Salut atas tulisan hasil dari pikiran kritis Anda. Kebanyakan mereka takut ‘Tuhan akan marah’ jika mempergunakan otaknya yang sedari kecil sudah dijejali warisan dogma-dogma dan kebenaran yang relatif. Saya yakin Tuhan akan tersenyum menyaksikan mahluk ciptaanNya mempergunakan otaknya secara maksimal.
Regards
Harry Sasterawan
LikeLike
Blog yang inspiratif. Usul-ulil, eh usul-usil : moga kapan-kapan Mas Saidiman bisa membahas humor dalam perspektif Islam. Apakah humor dapat dimanfaatkan untuk memberi warna kepada Islam sebagai agama yang damai, yang rendah hati, yang tak segan mengritik kekurangan diri sendiri (self-deprecating) a la Gus Dur, sehingga lebih ramah dan humanistik ? Wassalam.
LikeLike
Saya kira, untuk mencegah radikalisasi islam di negeri ini maka caranya harus dengan liberalisasi. Doktrin agama yg kuat seringkali melahirkan konflik kemanusiaan yang tak kunjung selesai, bahkan membunuh jiwa adalah jalan menuju surga tuhannya. Salam..!!
LikeLike
Sebuah cerita yg bagus dan menyentuh hati dan jiwa kebangsaan kita. Ingatlah bahwa kita sebagai anak bangsa adalah satu. Terimakasih.
LikeLike